JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia sejak
zaman kemerdekaan berusaha memberikan layanan pendidikan yang baik untuk
masyarakat. Semua itu terbukti dari prestasi yang sudah diraih hingga
saat ini. Namun, di balik itu banyak masalah belum terselesaikan.
"Selain
berita baik mengenai prestasi Indonesia sejak dulu, ada pula berita
buruknya,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies
Baswedan pada acara silaturahim dengan kepala Dinas Pendidikan, Senin
(1/12/2014) di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Mendikbud
menjelaskan, 75 persen sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar
layanan minimal pendidikan. Berdasarkan pemetaan Kemendikbud terhadap
40.000 sekolah pada 2012, diketahui bahwa isi, proses, fasilitas, dan
pengelolaan sebagian besar sekolah saat ini masih belum sesuai standar
pendidikan yang baik seperti diamanatkan undang-undang.
Tak hanya itu. Nilai rata-rata uji kompetensi guru yang diharapkan standarnya mencapai 70 belum terpenuhi.
"Nilai rata-rata guru kita, yang kita harapkan 70, namun yang sekarang baru 44,5,” ujar Mendikbud.
Untuk
itu, lanjut Mendikbud, pengembangan dan pembinaan guru menjadi fokus
utama pemerintah ke depan. Mendikbud menambahkan, bila kompetensi guru
memenuhi standar yang ada, maka layanan pendidikan yang baik bisa
terwujud.
Posisi Indonesia di beberapa hasil analisis mengenai
pendidikan juga menunjukkan bahwa masih banyak yang perlu dievaluasi dan
diperbaiki.
"Kita posisinya nomor 40 dari 40 negara, apa pun
cara yang kita siapkan, apa pun kesiapannya, apa pun alasannya, fakta
ini terjadi," kata Mendikbud.
Ini semua karena kurangnya
keseriusan dalam mempersiapkan layanan pendidikan yang baik, serta masih
kurangnya motivasi dari para siswa dalam mendapatkan pendidikan.
"Selama satu dekade ini kita stagnan, sementara yang lain sedang mempersiapkan pertarungan dunia," ujar Mendikbud.
Untuk itu, perlu ada keseriusan dalam memperbaiki kondisi tersebut serta dukungan dari berbagai pihak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar